QUICK COUNT PILEG MENUJU PILPRES
(Menuju 2014 sebagai Pemilu Substantif)
a. Semangat Baru Partai Baru
Quick Count menggambarkan bahwa publsitas isu politik para pengamat
maupun lembaga penyurvey meleset. Bila disimpulkan, maka Pileg 2014
adalah menjadi miliknya parpol-parpol baru (Nasdem, Gerindra, Hanura,
dan PKB). Pengecualian adalah terhadap PBB dan PKPI menjadi underdog
(gagal ke senayan) yang sudah ter-trade-mark akibat kalah start yakni
mendadak-mepet sebagai peserta pemilu oleh KPU, disahkan secara
berdekatan dengan batas waktu pengajuan bacaleg.
Adapun PAN
stagnan akibat tidak kreatif dan terlalu dekat dengan SBY (partai
besan), lalu Demokrat melorot akibat busuk korupsi namun masih tertolong
oleh figur SBY. PKS tetap eksis (tidakterjun bebas) akibat mampu
mengelola prahara internal bahkan berhasil konsolidasi guna mensiasati
pihak eksternal.
b. Fenomena Partai Tua
Hasil quic count
terhadap partai lama (PDIP, Golkar dan PPP) cukup mengejutkan, yakni
meraup suara yang tidak signifikan terhadap kiprahnya sebagai partai tua
pemilu (jam terbang politik). Partai Golkar tentulah berpahit hati
dimana target menjadi pemenang lepas sudah. Tak sebanding dengan budget
politik yang glamour dihamburkan lewat berbagai program turba maupun
udara (berbagai iklan). PDIP juga demikian, walau berada diposisi
pertama (pemenang) namun gagal menjadi “pemenang tebal”. Sebelum Pileg,
bebagai (publisitas) opini dan survey pun turut mendesak agar PDIP
mencalonkan Jokowi sebelum pileg bila ingin menang signifikan yakni
mencapai 34%. Sedangkan PPP sendiri selalu jalan ditempat akibat masih
menghandalkan tradisi kelambanannya .
c. Paradoksal Populis
Jokowi ternyata belum terasosiasi dengan PDIP. Artinya tagline JKW4P
tak terealisir. Pemilih menyukai Jokowi secara tidak linear terhadap
PDIP. Jauh sebelum “Mandat Mega” keluar, berbagai survey tetap
menempatkan PDIP diurutan pertama (pemenang pileg) dengan dukungan suara
pemilih sebesar 18% (buah konsistensi sebagai oposan). Dengan melihat
hasil quickcount yang hanya sebesar 20% (pembulatan) maka ini berarti
“efek jokowi” hanya sebesar 2% saja. Ada apa?.
Diluar dugaan, malah Gerindra menjadi “the rising star”. Mampu melampaui realita survey-survey sebelumnya. Tagline”Gerindr
a
Menang Prabowo Presiden” mendapat tempat dihati swing voters. Perolehan
quick count 12% terhadap parpol yang baru 2 kali tanding di pemilu
adalah prestius. Artinya Prabowo memiliki daya pikat luar biasa disaat
ini. Mengapa?.
d. Kesimpulan Peluang dan Tantangan
Secara
statistik berdasarkan quick count maka pemenang Pileg 2014 adalah PDIP
lalu Golkar, namun ternyata partai-partai baru, khususnya Gerindra
mendapatkan substansi di hati pemilih. Sepertinya pemilu berikutnya
yakni pilpres akan lebih menjadi pertarungan substansi yakni pertarungan
yang sarat warna maupun wacana serta bersifat ideologis. Tidak lagi
sebagai strategi maupun politik (publisitas) yang melulu bernuansa
populis semata.
Indonesia yang hebat haruslah bangkit menuju
satu cita-cita Indoneisa Adil Makmur. Selamat kepada rakyat Indonesia
menuju proses pencerdasan politik selanjutnya, Pilpres 9 Juli 2014.
http://ijrsh.com/
Title : Hasil Quick Count Pileg Menuju Pilpres 2014
Description : QUICK COUNT PILEG MENUJU PILPRES (Menuju 2014 sebagai Pemilu Substantif) a. Semangat Baru Partai Baru Quick Count menggambarkan bahwa ...