Emang
ga bisa dipungkiri deh, ada sebuah ikatan antara weekend day alias
malam minggu dengan jiwa remaja. Jika ada remaja yang ga hang out pas
weekend day, siap-siap deh dijadiin bahan gosip ama tetangga sebelah
yang kurang kerjaan. Dari anak jadul alias jaman dulu, ga gaul, ga
punya gebetan, jomblo, sampe dianggap dukun, soalnya terus aja bertapa
di dalam rumah (emang besok keluar angka berapa mas…togel kali…).
Hehehe,
nah
sobat, biasanya di malam minggu ada aja kegiatan seorang remaja, kalo
ga ada kegiatan, ya di ada-adain, supaya keliatan sibuk banget. Dari
aktifitas sekedar iseng, jalan-jalan, kumpul bareng teman satu kelas,
sampe clubbing hingga pagi. Yang penting, di weekend day ada temen yang
bisa diajak untuk jalan. Sepertinya ga seru banget deh kalo sabtu malam
minggu hanya dihabisin dengan duduk termenung, apalagi di dalam kamar
mandi. Hehehe...
Fenomena Sebuah Malam
Sobat,
malam minggu adalah malam yang sangat dinanti. Apalagi untuk kita yang
masih muda. Pengen ke mall-lah, pengen jalan-jalan lah, ngeceng lah,
pokoknya udah bejibun kegiatan, ada di pikiran kita. Hanya untuk
menghabiskan waktu berakhir pekan. Memang bener, perayaan weekend susah
banget dilupain. Dikarenakan auranya yang begitu lekat di jiwa semua
orang, khususon yang masih imut dan muda. Tapi kalo yang sudah bermutu
atau bermuka tua, nanti dulu yee, ngantri. Nah sobat, feeling yang dekat
inilah yang ngebikin suasana malam minggu sepertinya sangat istimewa.
Sebut
aja deh, kalo kita inget pacar, maka kita pasti ingat weekend day.
Malahan tradisinya, jalan-jalan di seluruh kota, dibuat lebih ramai dari
hari biasanya. Di seluruh ruas jalan dipadati oleh manusia yang ingin
menikmati weekend day. Taman kota yang sepi pengunjung pada hari biasa,
mendadak ramai ketika malam minggu tiba. Yang pasti jarang banget di
malam minggu jalanan bakal sepi, kecuali pas BBM naik lagi....hehe
sebel.
Ngapain aja seh, di malam minggu? Di
id.answer.yahoo.com, buanyak banget remaja yang ngasih masukan, ngapain
aja enaknya di malam minggu. Nickname freelho menjawab, “Ya yang
asyik, pergi ke warnet, chatting atau cari kenalan baru dong, siapa
tahu ada yang cocok.” Gubrak. Sedangkan nickname Bang aji ngasih komen,
“Kalo memang merasa jomblo, baeknya cari pasangan / pacar..., asyik
kok berlama-lama di internet.” Eit, udah deh, itu kayaknya udah cukup
mewakili temen-temen kita yang lain. So pasti jawabannya ga jauh beda.
Iya kan.
Sobat, kita mungkin ngerasa hepi
ketika weekend tiba. Feeling fun kumpul ama teman se-gank, sekelas atau
cuma sekedar nongkrong di pinggir jalan. Kita ngerasa kalo hal
tersebut menyenangkan, meski kita tahu, detik demi detik umur kita
banyak kebuang sia-sia. Ga sedikit lho, temen kita yang ngehabisin
waktu, tenaga dan uang untuk sekedar menikmati malam minggu. Bahkan
rela puasa seminggu penuh, karena ngempet pengen apel bareng doi.
Ati-ati lho fren, rutinitas yang sia-sia di malam minggu bisa jadi,
akan bikin kita nyesel di kemudian hari. Apalagi kalo kita udah tua
nanti. Sudah banyak sobat, contoh orang-orang yang ketika tua menyesali
masa mudanya. Mereka sebelumnya tidak menggunakan waktu dengan
seefisien mungkin.
Mereka cenderung
ngelepasin waktu yang berharga begitu saja. Nah, berdasarkan survei
(tahun 2006) terhadap warga Belgia yang berusia di atas 60 tahun,
diperoleh informasi yang cukup mengejutkan. Hampir semua manula
tersebut nyesel karena udah mengabaikan masa muda mereka. 72 % -
menyesal karena kurang bekerja keras sewaktu masih muda, 67 % - menyesal
karena salah memilih profesi atau karier, 63 % - menyesal karena
kurang waktu mendidik anak mereka atau menggunakan pola didik yang
salah, 58% - menyesal karena kurang berolahraga dan menjaga kesehatan,
11% - menyesal karena tidak memiliki cukup uang. Nah lho..
Ehem,
ada pepatah Jawa yang bilang, “Blangkon (topi ala Jawa) iku bendholane
nang ngguri, gak nang ngarep.” Artinya blangkon itu benjolannya di
belakang, ga bakal ada di depan. Kalimat tadi itu punya makna, kalo
penyesalan ga pernah datang di awal, tetapi selalu datang di akhir. Jadi
kalo masa muda kita habisin dengan hura-hura doang, tanpa kera macan,
alias kerja keras-main cantik, jangan kaget lho, kalo masa tua kita
akan penuh dengan kekecewaan. Ya, ga puas ama masa tua, gara-gara
sewaktu muda ga kita gunakan sebaik-baiknya, seperti survei yang udah
kita ungkap di atas. Nyesel deh...
Sobat,
Allah SWT udah ngewanti-wanti kita soal manajemen waktu. Kita
diperintahkan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Dan kalo kita
membiarkan menit demi menit berlalu begitu saja, bersiaplah untuk
menjadi orang-orang yang merugi. Di dunia, lebih-lebih di akhirat. Allah
SWT berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ’Ashr: 1-3).
Seharusnya,
kita sudah mulai berpikir saat ini juga, tentang siapa kita, untuk apa
kita di dunia, dan akan kemana kita setelah meninggal nanti. Tentunya
ga cukup dengan sekedar menjawab tiga pertanyaan tadi saja. Tapi juga
butuh realisasi. Artinya ga cukup, kalo kita hidup di dunia hanya
sekedar bersenang-senang aja. Bener sobat, it’s not enough. Kita juga
kudu mempersiapkan bekal kita untuk menghadap Allah SWT kelak. Nah, kalo
masa muda kita banyak difokusin ke perayaan malam mingguan, mau jadi
apa neh di akhirat nanti?
Kebahagiaan Semu
Sobat,
perlu kita ingat juga, kalo selama kita di dunia, Allah SWT udah
ngasih kita rizki yang ga bisa dihitung. Mulai dari iman, kesehatan,
harta, dll. Pokoknya buanyak deh. Nah, soal nikmat yang sedemikian
besar, mau kita apakan se..? Apa mau kita sia-siakan begitu saja, atau
malah kita manfaatkan dengan hura-hura semata? Semisal harta. Bisa aja
berupa uang, perhiasan, HP, komputer dan semacamnya. Mau kita apakan
itu semua? Terkadang kita ngerasa, kalo berbagai harta benda yang kita
punya, itu murni hasil kerja keras kita. Eling fren, bukan pekerjaan
yang bisa njadikan kita kaya, tapi Allah SWT. Buktinya, banyak lho
orang yang ga kerja tapi bisa kaya. Contohnya dapat warisan atau undian
berhadiah. Dan banyak juga lho, orang yang kerja tapi ga kaya-kaya,
kayak kita neh…hehe.
Nah, harta yang ada di
sekitar kita itu mau kita belanjakan untuk apa. Kalo harta itu kita
gelontorin ke perayaan malam mingguan, semisal pacaran, apel, nonton
bioskop, ngeceng dan lain-lain, dijamin, harta kita tadi ga bakal
bernilai apa-apa. Alias dapat nilai nol. Apalagi kalo harta yang kita
punya tadi dipake untuk perbuatan maksiat pada Allah. Udah ga dapat
pahala, beli api neraka. Hy, syerem. Sobat, Allah SWT udah berfirman,
“...Dan janganlah kamu menghabur-hamburkan (hartamu) secara boros.”
(TQS. Al-Israa’: 26). Sekiranya, ayat tadi udah cukup memberi wejangan
untuk kita supaya bisa ngelola harta kita dengan sebaik-baiknya.
By
the way fren, setelah kita ngebahas soal memanfaatkan waktu dan harta
yang kita punya, supaya ga sia-sia. Kembali deh kita ke topik malam
mingguan. Nah, sobat, banyak temen kita menganggap kesenangan yang
didapat dengan jalan bareng pacar, mojok di taman, atau boncengan ama
doi, itu adalah kebahagiaan. Sorry, kita kudu bilang itu semua salah
besar. Kenapa? Nah, balik aja ke fondasi ajaran Islam. Soal kebahagiaan,
Allah SWT sudah memberikan kejelasan di dalam Al Qur’an.
Bukan
untuk berfoya-foya, berpacaran ataupun malah free seks. Ih amit-amit.
Nah tujuan penciptaan kitalah yang bisa ngantarkan diri ini, ke gerbang
kebahagiaan yang hakiki. Sobat, Allah SWT sudah berfirman di dalam Al
Qur’an, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepada Ku.” (TQS. Adz-Dzariyaat: 56). Sehingga,
sebenarnya ga ada alasan yang logis, untuk kita menghabiskan malam
minggu dengan tradisi yang ga bener.
Dan
kita yakin kok, kalo sobat semua kembali bertanya ke hati nurani kita
masing-masing, tentunya kita ngerti, kalo budaya malam mingguan yang
selama ini ada di sekeliling kita, itu bertentangan dengan Islam.
Pastinya bukan pahala yang kita dapat, tapi dosa yang gede banget.
Berapa lama sih kesenangan yang kita dapat pas malam mingguan, paling
banter 3 sampe 4 jam. Itupun belum ditambah ama macetnya jalan, hehe.
Dan bandingin deh ama siksa yang kita dapat nanti di akhirat. Waduh, ga
sebanding fren. Nelongso lho.
Berpikir Deh, Mulai Sekarang
Sobat,
tahu ga, pada tiap-tiap peristiwa, seperti bergantinya siang dan malam
serta penciptaan langit dan bumi, kita sebenarnya diajak oleh Allah
untuk berpikir betapa agungnya Allah SWT. Dan betapa kecilnya kita
(manusia). Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal.” (TQS. Ali-‘Imron: 190). Nah, kita
sebagai seorang manusia yang udah dikasih akal oleh Allah, apalagi
sebagai seorang muslim, seharusnya ga akan mungkin melakukan sesuatu
tanpa berpikir dulu. Ini benar atau salah. Ini baik atau buruk. Sobat,
sudahkah kita mulai berpikir kesana?
Allah SWT
berfiman, “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat
durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang Telah menciptakan
kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu
seimbang.” (TQS. Al Infithaar: 6-7). Lagi-lagi, sama-sama deh kita
ingatkan diri kita, supaya ga berbuat semaunya. Dan mulai saat ini,
mencoba memperbaiki pribadi.
Jadi sobat, ga ada waktu
lagi untuk mengkhususkan malam minggu sebagai malam yang spesial.
Apalagi untuk bermaksiat. Malam minggu sebenarnya ga ada bedanya ama
malam-malam lainnya. Malam minggu juga sama aja dengan malam Jumat
kliwon, hehe. Kita aja yang salah kaprah. Menjadikan hari itu seakan
istimewa. Mungkin karena besoknya libur kali ya...Tapi tetep aja, itu
semua bukanlah alasan bagi kita untuk durhaka pada Allah SWT.
Coba
deh, mulai sekarang, kita rubah tradisi ini. Kalo bisa kita hapus
sekalian. Ganti dengan hal-hal lain yang lebih bermakna. Berpahala. Dan
membuat diri kita makin cerdas. Coba deh, buat acara pengajian, atau
menambah ilmu ke-Islam-an kita, pasti jauh lebih asyik. Sebagai penutup,
Rasulullah SAW bersabda, “Sebagian dari kebaikan seorang muslim adalah
meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.” (Al Hadits). Iya kan.
So, hapus tradisi malam mingguan. Sepakat!!
Malam
minggu bagi para remaja zaman sekarang adalah waktu yang
ditunggu-tunggu. Bukan hanya sebagai waktu luang untuk melepaskan penat
setelah seminggu bergulat dengan pelajaran, namun bagi sebagian remaja.
malam
minggu identik dengan tradisi hura-hura dan wakuncar (waktu kunjung
pacar). Kegiatan ini mulai marak seiring dengan masuknya budaya barat
yang lebih ‘membebaskan’ hubungan antara laki-;laki dan perempuan.
Banyak
remaja yang memanfaatkan waktu malam minggu atau malam ahad mereka
untuk berhura-hura dan juga untuk ,wakuncar’(waktu kunjung pacar).
Seolah-olah sudah menjadi tradisi, bagi remaja yang tidak melakukan
tradisi ini yakni pacaran dan hura-hura, dianggap kuper atau tidak gaul.
Padahal kegiatan yang demikian itu jika dilihat dari segi manfaat
lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya.
Bagi
remaja Islam, kegiatan malam minggu hendaknya tidaklah demikian, karena
remaja Islam sejati tidak akan mengikuti budaya orang-orang kafir.
Hura-hura
dan wakuncar di malam minggu yang dilakukan remaja seperti jalan-jalan
di mall, nonton film di bioskop, makan malam diluar menjadi agenda
sebagian remaja yang terpengaruh oleh tradisi budaya barat. Mudharatnya
kegiatan tersebut banyak sekali seperti pemborosan, berkhalwat dengan
non muhrim, hingga dosa besar mendekati zina.
Tidak ada manfaat yang dapat diambil dari kegiatan hura-hura dan wakuncar yang kini sering dilakukan oleh sebagian remaja.
Sebagai
remaja Islam, tentu harus berbeda dengan mereka yang melakukan
kegiatan mubazir seperti di atas. Meski gejolak darah muda dalam diri
seorang remaja mulai memanas, sehingga banyak alasan pembenaran yang
dikemukakan seperti untuk semangat belajar, untuk belajar mengenal
lawan jenis, untuk refreshing , karena cinta/sayang, dan lain-lain,
alasan pembenaran kegiatan tersebut tentulah tidak tepat dengan syariah
agama Islam. Islam adalah agama keselamatan bagi umat manusia,
karenanya para remaja Islam tentu harus mengikuti syariah agama agar
bisa selamat di dunia dan di akherat.
Sebuah
perenungan yang patut direnungkan melalui akibat-akibat tradisi malam
mingguan yang sudah berlangsung selama berpuluh tahun ini Pertama,
berapa banyak remaja menikah di usia dini akibat hamil di luar nikah,
berapa banyak kasus perkosaan yang terjadi tiap tahun, berapa banyak
bayi-bayi tak berdosa yang tak memiliki bapak atau pun mati mengenaskan
di tempat sampah?, berapa banyak remaja yang kini berani beradegan
mesum dan kemudian dipublikasikan?Jika jawabannya banyak, maka masihkah
pantas tradisi seperti ini tetap dipertahankan di kalangan remaja?
Jika
mudharat yang dibawa tradisi malam mingguan seperti di atas ternyata
terbukti sangat banyak dan tentu membahayakan masa depan para remaja,
sanggupkah para remaja sekarang merubahnya? Bagi para remaja Islam
sejati, kenyataan ini seharusnya menjadikannya sanggup menjadi pelopor
perubahan itu dengan membangun aqidah dan akhlaq Islamiyah yang kuat dan
mengaplikasikannya dalam kebiasaan hidup sehari-hari.
Malam
minggu/ahad dan hari ahad hendaknya dijadikan sebagai waktu yang lebih
bermanfaat dan lebih produktif. Zaman yang semakin sulit seperti
sekarang ini, seharusnya disadari para remaja untuk lebih produktif dan
berprestasi demi menunjang masa depannya kelak. Banyak kegiatan yang
bisa dilakukan dalam mengisi malam minggu/ahad dan hari ahad yang lebih
bernilai positif, antara lain mengikuti klub atau kursus yang mendukung
pengembangan bakat, sehingga pada akhirnya dapat menambah tabungan dan
lebih mandiri dengan memanfaatkan kemampuan/bakat yang dimiliki
tersebut.
Kegiatan positif ini juga harus diiringi
dengan peningkatan kualitas aqidah dan akhlak islamiyah. Dengan
demikian, hidup seorang remaja Islam sejati akan lebih berarti dan
insyaAlloh mendapat ridho dari Alloh SWT.
Kehidupan
masa remaja Rasulullah SAW dapat menjadi suri teladan, dimana masa
remaja Beliau dilalui dengan perjuangan dan kerja keras diiringi dengan
akhlaq yang terpuji. Hasilnya sangat luar biasa, Beliau menjadi seorang
pemimpin yang sangat disegani sekaligus ditakuti oleh seluruh bangsa
di dunia. Memanglah tepat, masa remaja seharusnya tidaklah dihabiskan
dengan hura-hura dan mengikuti nafsu duniawi namun digunakan untuk
menempa kemampuan diri dan pribadinya sebagai bekal hidup di hari
kemudian.
Masa remaja merupakan masa emas dimana banyak
impian, cita-cita, dan harapan tinggi dalam genggaman erat untuk
diwujudkan. Jika masa remaja hanyaa dihabiskan hanya dengan mengikuti
nafsu duniawi saja, hasilnya sungguh luar biasa sangat rugi.
Kelak
akan hidup terlunta-lunta dan menderita tidak hanya di dunia namun
juga di akherat nanti.Na’udzubillahimindzalik.Wallahu’alam bi shawab