Oleh. Ust.Felix Siauw
Bagaimana kalo udah nikah nyesel.
Cerai kan gak disukai Allah, apa bisa menjamin rumah tangga nya akan bahagia?
"Anda mau menikah? Mau kenal calonnya? Tinggal Ta'aruf saja.
Gak puas sama info yang dikasih murrabi, kerabat, atau sahabat tentang
calonnya? Cari tahu sendiri dengan melihat lingkungannya. Lihat
pergaulannya, gak perlu ngecengin langsung orangnya.
Masih belum puas dan belum yakin juga? Sekarang saya tanya, apakah jika anda bepacaran dengan calon anda?
Anda akan tahu 100% sikap dan sifat aslinya?
Anda belum siap nikah? Terus ngapain deket-deket sama si doi? Takut di
ambil orang makanya diiket pake hubungan gitu? Gak bakal lari jodoh
dikejar. Kalo gak berjodoh mah diiket pake rantai kapal juga pasti bakal
lari.
Bagaimana kalau sesudah nikah malah nyesel? Nyesel nya kenapa dulu ini? Katanya tahu kalau menikah itu ibadah.
Katanya tahu kalau sepasang suami istri itu harus bisa menerima
kekurangan dan kelebihan masing-masing, lalu apa lagi alasan yang bisa
kita jadikan penyesalan jika kesabaran kita terhadap pasangan halal kità
berbuah pahala, kesabaran kepada pacar?
Dosa nya berlipat ganda. Cerai kan gak disukai Allah. Kalo gak pacaran dulu nanti cerai gimana? Makanya jangan cerai atuh.
Situ tahu cerai dibenci Allah, masa situ gak tahu kalo pacaran di Murkai Allah?
Cerai dibenci , tapi Allah memperbolehkan.
Sedangkàn pacaran di murkai, berdosa lagi.
Tanpa pacaran apa bisa menjamin rumah tangga akan bahagia?
Gini mbak, teteh, dan mas, aa' ..
Pertama kita kembali kepada niat kita dulu, niatnya nikah mau ngapain?
Ibadah bukan? Kalo niatnya ibadah gak bakal ada ketidakbahagiaa
n
dalam rumah tangga kita kelak, karena ketika niat kita menikah karena
Allah, pake jalan menjemput jodoh yang diridhai Allah, memilih pasangan
yang dianjurkan Rasulullaah, Janji Allah adalah kebarakahan untuk kita.
Barakah adalah kunci SAKINAH, MAWADAH WA RAHMAH.
Barakah kunci lahirnya anak shalih dan shalihah.
Barakah yang menghantarkan cinta kekal hingga ke Jannah. Barakah adalah
harapan seorang muslim, karena jika yang diharapkan hanya sekedar
kebàhagiaan dunia, orang jahat pun bisa bahagia.
Orang lalai pun bisa sejahtera.
Maka dari itu, isi kesendirian dengan mempersiapkan yang terbaik untuk
kekasih halal kita, karena ketidak harmonisan sebuah pernikahan
bersumber pada kurangnya pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagia
seorang suami atau istri.
Kebanyakan cuman ngerti hak nya doang, kewajiban pada kagak ngarti.
Yang laki-laki sibuk kan diri dengan perbaikan dan mencari nafkah
sebelum menjemput bidadari dengan segudang tanggung jawab sebagai ayah,
dan imam dalam rumah tangganya.
Dan sebagai wanita, kita sibukan
diri dengan perbaikan dan menuntut ilmu agama, karena kita akan menjadi
madrasah pertama untuk anak-anak kita, dan seorang makmum yang harus
patuh kepada imamnya.
Wallahu'alam bissawab...
Semoga bermanfaat