1. Angin Topan Akan Bertiup Lebih Dahsyat
Belum
bisa dijelaskan apakah global warming bertanggung jawab atas terjadinya
badai Katrina. Akan tetapi, ada indikasi-indikasi yang mengaitkan bahwa
global warming akan menciptakan badai-badai berkategori 5 - badai
Katrina sendiri berkategori 4 saat menghantam Lousiana.
Kekuatan badai dimulai dari adanya air hangat dan model-model ramalan
menunjukkan badai di masa depan akan menjadi lebih dahsyat seiring
dengan naiknya temperatur lautan. Global warming juga membuat
badai-badai itu lebih destruktif dengan naiknya permukaan laut yang
memicu banjir yang lebih besar di wilayah pesisir.
2. Great Barrier Reef Lenyap dalam 20 Tahun
Naiknya
air laut akibat pemanasan global dalam 20 tahun akan menenggelamkan
gugusan karang ajaib ini. Charlie, mantan kepala peneliti di Australian
Institute of Marine Science mengatakan pada The Times: “Tidak ada
harapan, Great Barrier akan lenyap 20 tahun lagi atau lebih.
Sekali karbon dioksida (CO2) menyentuh level seperti yang diprediksi
antara tahun 2030 dan 2060, seluruh karang akan lenyap. Hal ini didukung
para peneliti karang dan juga semua organisasi terkait lainnya. Ini
sudah kritis dan beginilah kenyataanya”. Sebagaimana yang dikutip dari
perkataan Charlie dalam wawancara eksklusif.
3. Gurun Sahara Akan Menghijau
Para
ilmuwan melihat tanda-tanda bahwa gurun sahara dan wilayah di
sekitarnya menghijau akibat makin meningkatnya curah hujan. Hujan ini
mampu merevitalisasi wilayah gersangnya sehingga menarik komunitas
petani. Kecenderungan menyusutnya gurun ini dijelaskan oleh model-model
iklim, yang memprediksi kembalinya ke kondisi yang merubah Sahara
menjadi padang rumput subur seperti sekitar 12 ribu tahun yang lalu.
4. Hutan Amazon Akan Berubah Menjadi Gurun
Memiliki
jutaan spesies dan cadangan 1/5 air bersih dunia, hutan Amazon
merupakan hutan hujan tropis terbesar di dunia. Tapi pemanasan global
dan penggundulan hutan membalikkan fungsi hutan sebagai penyerap karbon
dan merubah 30-60 persen hutan menjadi padang rumput kering.
Proyeksi-proyeksi menunjukkan bahwa hutan ini bisa lenyap menjelang
tahun 2050.
5. Indonesia Kehilangan Ribuan Pulau
Akibat
global warming, sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan Indonesia
mungkin akan hilang sebelum tahun 2030 dan hal ini diperparah sebagai
konsekuensi penambangan liar dan aktivitas lain yang merusak lingkungan.
Indonesia hingga saat ini telah kehilangan sedikitnya 24 dari 17.504
pulau-pulau di wilayahnya.
6. London Tenggelam Tahun 2100
Tidak
hanya karang dan pulau-pulau landai yang terancam global warming.
Faktanya sebuah ancaman besar juga menghantui wilayah kota besar di
wilayah pantai yang beresiko tenggelam di bawah air akibat naiknya
permukaan laut. Lusinan kota-kota dunia termasuk London dan New York
bisa saja lenyap tenggelam menjelang akhir abad ini.
Menurut penelitian yang menyebutkan bahwa global warming akan
mengakibatkan naiknya permukaan air laut lebih cpt dari yg diprediksi
sblmnya. London trmsk kota besar yang beresiko tinggi seperti
digambarkan dalam sebuah film tahun 2007 berjudul “Flood”. Menurut para
ahli kota ini akan tenggelam tidak sampai 100 tahun lagi.
7. Kepulauan Maldiva Tenggelam
Wilayah
kepulauan rendah dan flat yang dikelilingi lautan diprediksi akan
ditenggelamkan oleh lautan yng mengelilinginya itu. Hal ini merupakan
berita buruk bagi para penghuninya dan juga bagi dunia pariwisata yang
mengandalkan pantai-pantai berpasir putih dengan air hangatnya, salah
satunya adalah kepulauan Maldiva. Para peneliti memberi waktu tidak
lebih dari seratus thn sbelum kepulauan ini bebar-benar lenyap ditelan
samudera.
Itulah Akibat global warming yang terjadi. Mengerikan memang, meski
hampir semua dari kita mungkin tidak akan mengalaminya, tetapi anak cucu
kitalah yang akan menghadapinya. Mungkin sebagian orang menganggap isu
global warming hanyalah bualan saja, tetapi mungkin sebagian dari kita
telah merasakan naiknya temperatur di wilayah masing-masing jika
dibandingkan kira-kira 10 tahun yang lalu.