7 Aksi Kopral Subagyo, Prajurit TNI Terkuat Di
Dunia | UN1X PROJECT | Kopral Subagyo
Lelono ini tenaganya sungguh kuat.
Bayangkan, dia pernah koprol sepanjang 5
kilometer. Dia juga pernah berlari tanpa
henti selama 24 jam. Subagyo juga pernah
push up dengan posisi kaki lebih tinggi dari
kepala.
Tentu tidak sembarangan orang punya
tenaga dan kekuatan seperti Kopral Subagyo.
Semua itu datang lewat latihan rutin dan
lelaku makan yang taat aturan, tidak
sembarangan. Pria dengan dua anak dan
cucu satu itu masih punya obsesi gila
lainnya. Salah satunya, dia ingin keliling
Monas selama 24 jam nonstop!
Berikut adalah 7 aksi ekstrem yang pernah
dilakukan Kopral Subagyo:
Pada Rabu, 22 Juni 2011, atraksi ekstrem
Subagyo adalah push up dengan posisi kaki
lebih tinggi dari pada kepala. Push up
dilakukan saat mobil berjalan. Hebatnya,
push up, tidak berhenti sampai mobil itu
berputar dari Kawasan Kerten hingga ke
markasnya di Jalan Arifin Solo. Ada sekitar
dua jam Subagyo beratraksi ekstrem itu.
"Jika tidak salah hitungan saya sekitar 2.600
push up," kata Subagyo kepada merdeka.com
di rumahnya.
Pada 2006, Subagyo juga pernah push up
selama 21 jam 40 menit. Aksi itu
membuatnya tercatat di Museum Rekor
Indonesia (Muri), dengan kategori push up
terlama.
Pada Hari TNI, 5 Oktober 2011, Subagyo
melakukan aksinya di depan puluhan warga
dan penarik becak di sekitar SD Marsudirini
Solo. Dia minum minyak rem, mandi air
cabai, dan mematikan api rokok dengan cara
dikunyah.
Atraksi itu hanya berlangsung 15 menit,?
Bagyo memulai atraksi dengan meminum
minyak rem, lalu mandi dengan air
bercampur ulekan cabai. Setelah itu Bagyo
menghampiri puluhan penarik becak yang
memegang rokok menyala dan mengambil
rokok itu satu per satu lalu mematikan
apinya dengan cara dikunyah.
Menurut Subagyo? atraksi itu diadakan untuk
meramaikan HUT ke-66 TNI, sekaligus
menyampaikan sejumlah pesan moral kepada
masyarakat. "Atraksi mematikan rokok tadi
saya maksudkan untuk memperingatkan
masyarakat agar tidak sembarangan merokok
di tempat umum apalagi di lingkungan
sekolah karena bisa memberikan pendidikan
yang tidak baik. Sedangkan mandi cabai
untuk mengingatkan bahwa bumbu pedas itu
sebenarnya bisa memberikan efek
pengobatan," ujarnya.
Pada 26 Juni 2012, Kopral Subagyo jalan di
atas paku dan mandi air aki. Dengan kaki
telanjang Subagyo berjalan di atas ujung-
ujung paku tajam. Sambil mandi cairan accu?
mulai kepala sampai telapak kaki. Menurut
Subagyo aksi ini sebagai wujud rasa bangga
berada di barisan prajurit, sekaligus
menyambut HUT Detasemen Polisi militer
ke-66.
Aksi dilakukan di depan Markas Detasemen
Polisi Militer IV/4, di Jalan Arifin, Solo.
Atraksi tersebut selain untuk menyambut
HUT Denpom ke-66 juga perwujudan syukur
rekonsiliasi raja Keraton Surakarta
Hadiningrat. Hal itu tertera di spanduk
bertuliskan Dirgahayu Polisi Militer ke 66 &
Wilujeng Rukun Raja-Patih Keraton Solo
Dalam rangka HUT TNI, 5 Oktober 2012,
Subagyo memenuhi janjinya dengan
melakukan jalan kaki atau lari kecil
mengelilingi Istana Mangkunegaran Solo,
selama 24 jam nonstop.
Tepat hari Jumat (5/10)pukul 10.00 WIB,
Subagyo mengakhiri aksinya di depan Istana
Mangkunegaran. Langkah pertama dilakukan
Subagyo sehari sebelumnya pada jam yang
sama.
Saat mengakhiri aksinya, Subagyo terlihat
sangat kelelahan, namun masih semangat.
"Saya bangga bisa melakukan ini. Jenderal
Sudirman saja, dengan paru-paru satu masih
bisa memimpin perang. Apalagi saya cuman
jalan kaki. Itu yang membuat saya
semangat," ujarnya.
Menurutnya, uji ketahanan fisik tersebut
dilakukan sebagai simbol Kota Solo yang
damai, aman, dan nyaman, sehingga
masyarakat juga mencari nafkah terasa
tenang.
Kegiatan jalan kaki atau lari mengelilingi
Istana Mangkunegaran dilakukan sebanyak
72 putaran dengan jarak sekitar 1.650 meter.
Dengan demikian, jarak total yang ditempuh
Subagyo sejauh 118,8 kilometer.
Pada 14 Des 2012, Kopral Subagyo melakukan
koprol sepanjang 5 kilometer. Dia berjungkir
balik badan sepanjang 5 kilometer.
Aksi ini diawali dari depan Markas Komando
Resor Militer (Korem) 074/
Warastratama di
Solo. Rutenya adalah menyusuri Jalan Slamet
Riyadi yang berakhir di Bundaran Gladag
Solo.
Subagyo, yang didampingi sejumlah
rekannya, membutuhkan waktu sekitar 1,5
jam untuk menyelesaikan aksinya itu.
Menurut Subagyo, koprolnya merupakan
bentuk pembelajaran bagi generasi muda,
dan memberi gambaran nyata bahwa fisik
dan mental prajurit harus terus diasah.
Pada peringatan Hari Juang Kartika di
Ambarawa tahun 2010, Kopral Subagyo push
dengan satu tangan di atas punggung. Saat
itu dirinya di sela-sela acara perlombaan
pasang tenda, memanfaatkan waktu jeda
istirahat.
"Atas inisiatif saya, saya langsung push up
dengan satu tangan di atas panggung di
depan Kasad dan Pangdam Diponegoro.
Setelah puas dengan satu tangan, saya push
up dengan satu jari," ujarnya.
Atas aksi spontan tersebut Subagyo mendapat
medali sebagai? "Prajurit kuat tentara hebat".
Penghargaan tersebut menurutnya, belum
pernah diterima orang lain.
Subagyo pernah melakukan aksi
menggendong seorang perempuan renta, dia
berjalan dari Pasar Gede Solo menuju markas
Denpom IV di Jalan Arifin Solo. Dia
mengatakan aksi tersebut sebagai
perlambang kedekatan TNI dengan rakyat.
Pada Jumat (8/3) lalu, Subagyo dan beberapa
anggota TNI lainnya, melakukan aksi
menggendong polisi di halaman Mapolres
Surakarta.
Aksi gendong dilakukan secara bergantian
antara TNI dan Polri. Dengan seragam
kebesaran masing-masing mereka
menunjukkan aksi tersebut kepada
masyarakat, terutama yang melintas di Jalan
Adi Sucipto, atau depan Mapolres Surakarta.
"Kami ingin menunjukkan kepada
masyarakat, bahwa antara TNI dan Polri bisa
saling hidup rukun dan bekerjasama," ujar
Subagyo kepada wartawan