Meskipun ada berbagai upaya diplomasi
dari Cina dan AS serta Australia agar negeri ini masuk dalam pelukan
aliansinya namun sejauh ini RI tetap berdiri di tengah dengan BIJAKSANA.
Setiap diplomasi yang datang berkunjung kita sambut dengan ramah,
jikapun ada yang bawa hadiah maka sumringah itu tertata sederhana.
Kalau ada ajakan latihan militer bersama, tentu hitung-hitung menambah
ketrampilan militer kita sekaligus memperbanyak sahabat. Inilah
kecerdasan yang digenggam erat dalam setiap upaya diplomasi disamping
terus memperkuat alutsista TNI untuk mengantisipasi kondisi terburuk.
Ketika konflik Laut Cina Selatan berkembang menjadi gesekan militer
antara Cina dan AS atau antara Cina dan negara anggota ASEAN, maka
pilihan perkuatan militer itu yang sudah dimulai dari sekarang
diniscayakan akan menjadi pagar pelindung bagi kedaulatan teritori NKRI.
Pagar pelindung itu boleh jadi menjadi bumper jua untuk tidak masuk
dalam konflik perang terbuka karena jika sampai militer Indonesia
ngamuk, dipastikan peta kekuatan militer dua blok yang berseteru itu
akan berubah drastis. Cina akan menahan diri jika RI masuk blok ASEAN
dan AS demikian juga sebaliknya jika RI masuk persekutuan dengan Cina,
ASEAN akan tahu diri dan AS berhitung ulang. Inilah Indonesia dalam
strategi terbaru....
EFEK DETERRENCE ALUTSISTA TERBARU
Menteri Pertahanan (menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, alutsista
yang mempunyai efek penggentar (deterrence) milik Indonesia sudah
lengkap. Apalagi, kesepakatan soal pembelian main battle tank (MBT)
Leopard dari Jerman menurutnya sudah final.
Selain tank leopard yang berberat 60 ton yang berjumlah lebih seratus
unit, Indonesia juga sudah memesan tank medium dibawah leopard dengan
berat 30 hingga 40 ton. Selama ini Indonesia hanya punya light tank.
"Sudah (tank disetujui) bagian paket dan kita sudah punya satuan rudal, Sekarang sedang proses akhir (leopard). Kita kan akan dapatkan cukup
banyak dari sana (Jerman). Pokoknya lebih dari seratus dan itu sudah
cukup efek penggentarnya ".
Pada akhir kabinet diperkirakan sistem penggentar Indonesia sudah
lengkap yang mana kebanyakan alustsista tersebut dipasok dari Jerman.
Untuk saat ini, Alutsista penggentar yang dimiliki Indonesia antara
lain, pesawat grobb, satuan rudal dengan jangkauan 300 kilometer dan 150
kilometer, helikopter Puma yang bisa digunakan untuk penggunaan
keperluan militer dan sipil, jet heavy fighter dan jet light fighter,
main battle tank, medium battle tank dan light battle tank.
JAWAB TRANSPARANSI DI LATGAB TNI 2013
Tentara Nasional Indonesia mengerahkan hampir seluruh peralatan utama
sistem persenjataan (alutsista) yang dimilikinya dalam latihan gabungan
di Pusat Latihan Tempur, Situbondo, Jumat, 3 Mei 2013. Sebanyak 16.745
prajurit dari tiga matra terlibat dalam latihan tersebut.
Setelah pendaratan 2.000 pasukan marinir
menggunakan 17 unit tank amfibi BMP-3F, TNI diskenariokan merebut
pantai dengan bantuan tembakan artileri. Kemudian dilanjutkan dengan
operasi lintas udara dari jajaran Yonif Linud 501/Brajamusti.
Mereka mempertontonkan alusista TNI AU
yang terdiri dari lima pesawat Hawk SPO, lima unit F-16, dan 11 pesawat
C-130. Pesawat-pesawat itu meluncur dari 36 kapal perang (KRI) yang
berada di laut Banongan, Asembagus. Dari pesawat-pesawat itu, sekitar 77
penerjun payung keluar secara serentak di udara.
Giliran TNI AD yang unjuk kebolehan dengan menembakkan dua unit peluncur rudal multilaras RM-70/Grad dan 21 pucuk meriam.
Setelah sasaran pantai berhasil direbut pada pukul 07.30 WIB,
skenario berikutnya adalah operasi darat gabungan yang dilaksanakan di
T.12, Hutan Baluran. Operasi gabungan tersebut dilakukan oleh prajurit
Infanteri, Kavaleri Marinir, Kostrad, Artileri medan, dan Artileri
udara. Mereka mengerahkan lima pesawat Sukhoi SU 27/30 dan lima unit
F-16 serta sejumlah tank Scorpion dan Stormer.
Catatan :
Seluruh latihan gabungan ini disaksikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono.
DUKUNGAN DPR RI
Komisi I DPR akan terus mendorong modernisasi alat utama sistem
senjata (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan cara
dukungan peningkatan anggaran. Hal ini dalam rangka pemenuhan kekuatan
minimum dan ideal TNI.
Dalam APBN-Perubahan di 2013 nanti, Komisi I tentu akan kembali
mengupayakan penambahan anggaran bagi TNI untuk kelanjutan modernisasi
alutsista TNI. Statemen komisi I terungkap setelah menyaksikan Latihan Gabungan TNI 2013 yang berlangsung di Sangatta, Kalimantan Timur.
Dari pelaksanaan latihan perang tersebut terlihat hasil upaya
modernisasi alutsista TNI. Husnan menambahkan, saat menyaksikan latihan
perang TNI itu, pihak Panglima TNI sempat menyampaikan ke Komisi I bahwa
saat hari jadi TNI pada 5 Oktober mendatang, TNI akan menggelar parade
dan memamerkan seluruh alutsista modern milik TNI.
" Dalam
APBN-Perubahan di 2013 nanti, Komisi I tentu akan kembali
mengupayakan penambahan anggaran bagi TNI untuk kelanjutan modernisasi
alutsista TNI . Agar masyarakat tahu bahwa dukungan anggaran bagi TNI
yang besar itu memang dibelanjakan untuk modernisasi alutsista. Sehingga
TNI akan perlihatkan hal itu, agar masyarakat juga tahu, kini sebagian
alutsista yang dimiliki TNI, sebagian besarnya telah modern dan canggih "
.
Latihan Gabungan TNI 2013 ini merupakan latihan perang terbesar yang
digelar TNI, karena melibatkan 16 ribu personel dari tiga angkatan TNI
AD, AU, dan AL, dengan alutsista yang dimiliki. Misal, pesawat tempur
F-16, Sukhoi, lebih dari 20 kapal perang dan puluhan armada amfibi milik
TNI AL.
DRAFT BELANJA ALUTSISTA TNI
Program pembelian alutsista TNI tahun 2010 sampai dengan 2014 telah
disetujui dengan anggaran sebesar US$ 15 Milyar ( Rp. 140 Trilyun ).
Berikut ini disampaikan prediksi Alutsista yang diterima TNI
(2011-2014):
6 Pesawat Tempur Sukhoi SU27/30 dan Arsenal 16 Sukhoi
16 Pesawat Tempur Super Tucano
24 Pesawat Tempur F16 ( hibah )
16 Pesawat Tempur ( opsi: Yak-130, T50 )
16 Pesawat Tempur ( opsi: SU35 BM, Gripen, Typhoon)
4 Pesawat Intai Strategis
8 Pesawat Intai Taktis
24 UAV
12 Hercules
6 C17J Spartan
80 Rudal hanud area surface to air
400 Rudal hanud titik surface to air
8 Radar Militer Master T
600 Rudal Anti Tank
200 Rudal C802 / 705
50 Rudal Yakhont
20 Rudal Exocet Blok3
70 Main Battle Tank
80 Infantri Fighting Vehicle
100 Panser Canon
300 Panser APC
200 Rudal Lapan-Pindad surface to surface
11 KRI Landing Ship Tank
1 LPD
25 KRI Kapal Cepat Rudal
8 KRI Trimaran
4 KRI Korvet
2 Kapal Selam
80 Tank Amphibi BMP3F
70 Tank Amphibi BTR90
20 RM Grad
80 RM Langusta
90 Howitzer
8 Heli EC 725 Cougar
12 Heli anti kapal selam (AKS)
12 Heli anti kapal permukaan (AKPA)
5 Heli Tempur Mi35
8 Heli Tempur / Angkut Mi17
24 Heli Tempur Bell 412Ep
ANALIS DAFTAR BELANJA MEF TAHAP II
Program modernisasi persenjataan TNI untuk memantapkan postur tentara
modern sedang berlangsung menuju penyelesaian babak pertama. Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro baru-baru ini mengatakan sampai dengan
akhir tahun 2014 program yang dikenal dengan sebutan MEF (Minimum
Essential Force) akan mencapai 38% dari nilai target MEF. Itu artinya
pada babak kedua nanti yang berlangsung selama 5 tahun berikutnya akan
dikejar penyelesaian target 62% MEF yang digadang-gadang itu.
Pemerhati pertahanan UI Andi Widjajanto memprediksi bahwa anggaran
militer untuk MEF kedua tahun 2015-2019 akan mencapai US$20 Milyar.
Kalau kita membandingkan dengan anggaran MEF tahap I tahun 2010-2014
yang mencapai US$ 15 milyar dengan pencapaian 38%, maka angka 20 milyar
dollar AS itu sebanding dengan target sisa 62% yang ingin dicapai.
Titik kritis dari perjalanan mencapai target 100% pada “babak kedua”
nanti ada pada pengambil kebijakan yang nota bene pemerintahan baru
pasca 2014. Jika pemerintahan baru nanti “senafas” dengan yang sekarang
meski figur beda atau punya ide yang sama untuk menyelesaikan target MEF
TNI, diniscayakan perjalanan MEF akan sesuai dengan harapan kita semua.
Prediksi perkuatan alutsista dan postur TNI pada tahapan kedua nanti boleh jadi akan bergambar seperti ini :
Pengadaan 1 Skuadron Sukhoi Family, peluang pada SU35 BM
Pengadaan 2 Skuadron dari jenis Typhoon atau Rafale
Pengadaan 1 skuadron F16 blok 52 tawaran hibah batch 2
Pengadaan 3 CN295 AEW
Pengadaan 3 pesawat angkut A400M
Pengadaan 4 pesawat angkut Hercules type J
Pengadaan 5 radar militer
Pengadaan 1 skuadron UAV batch 2
Pengadaan 4 pesawat intai taktis maritim CN235 MPA
Pengadaan 3 pesawat intai strategis maritim
Pengadaan rudal SAM jarak menengah untuk 10 hanud area
Pengadaan rudal anti kapal produksi bersama Cina –RI untuk KCR
Pengadaan rudal surface to surface Lapan-Pindad jarak 300 km
Pengisian penuh alutsista marinir di Batam dan P Brandan
Penyelesaian final pangkalan utama armada timur di Sorong
Pengisian bertahap satuan marinir setingkat divisi di Sorong
Pengisian 180 KRI untuk alokasi 3 armada tempur laut
Pengisian penuh satuan kapal cepat rudal armada barat
Alokasi KRI untuk hotspot Belawan, Natuna, Tarakan, Kupang
Pengisian 1 skuadron tempur di Biak
Pengisian 1 skuadron tempur di Kupang
Pengisian 1 skuadron tempur di Gorontalo
Pengisian 1 flight tempur di Banda Aceh
Pengisian 1 flight tempur di Natuna
Pengisian 1 skuadron angkut berat Hercules di Makassar
Pengisian 1 skuadron helikopter Penerbad di Kalimantan
Pengisian 1 skuadron helikopter Penerbad di Papua
Pengisian 1 skuadron helikopter Penerbad di Sumatera
Pengadaan 3 Kapal Selam selain Changbogo
Pengadaan 5 Kapal Perusak Kawal Rudal
Pengadaan 6 Kapal Cepat Rudal 40 m
Pengadaan 6 Kapal Cepat Rudal 60 m
Pengadaan 3 Kapal LPD
Pengadaan 3 Kapal LST
Pengadaan Tank Amfibi BMP-3F batch 3 untuk 4 batalyon marinir
Pengadaan Panser Amfibi BTR-80A batch 2 untuk 2 batalyon marinir
Pengadaan howitzer 155m untuk 4 batalyon marinir
Pengadaan MLRS R-han 50 km untuk 6 batalyon marinir
Penambahan 2 batalyon rudal/roket TNI AD di Kalimantan
Penambahan 2 batalyon rudal /roket TNI AD di Sumatera
Penambahan 3 batalyon infantri TNI AD di Papua
Penambahan 1 batalyon kavaleri TNI AD di Kupang
Pengadaan Panser Anoa batch 4 untuk 10 batalyon TNI AD
Pengadaan MBT batch 2 untuk 2 batalyon TNI AD
Pengadaan Tank Medium batch 2 untuk 3 batalyon TNI AD
Pengadaan MLRS Astross II batch 2 untuk 2 batalyon TNI AD
Pengadaan meriam 155m Caesar batch 2 untuk 4 batalyon TNI AD
Pengadaan MLRS Rhan 50 km untuk 10 batalyon TNI AD
Pengadaan rudal SAM jarak pendek 30 obyek vital dan pangkalan
SUKHOI TNI AU DALAM BINGKAI
Sukhoi Su-30
Sukhoi Su-30 (kode NATO: Flanker-C) adalah pesawat tempur yang
dikembangkan oleh Sukhoi Rusia pada tahun 1996. Pesawat ini adalah
pesawat tempur multi-peran, yang efektif dipakai sebagai pesawat serang
darat. Pesawat ini bisa dibandingan dengan F/A-18E/F Super Hornet and
F-15E Strike Eagle Amerika Serikat.
Pesawat ini adalah pengembangan dari Su-27UB, dan memiliki beberapa
varian. Seri Su-30K dan Su-30MK telah sukses secara komersial.
Varian-varian ini diproduksi oleh KNAAPO d an Irkut, yang merupakan anak
perusahaan dari grup Sukhoi. KNAAPO memproduksi Su-30MKK dan Su-30MK2,
yang dirancang dan dijual kepada Tiongkok. Su-30 paling mutakhir adalah
seri Su-30MK buatan Irkut. Antara lain Su-30MKI, yang merupakan pesawat
yang dikembangkan khusus untuk Angkatan Udara India, serta MKM untuk
Malaysia dan MKA untuk Aljazair.
Operator
Operator militer Su-30
Aljazair
Republik Rakyat Cina
India
Indonesia
Malaysia
Rusia
Venezuela
Vietnam
Sukhoi Su-27
Sukhoi Su-27 (kode NATO: Flanker) adalah pesawat tempur yang awalnya
diproduksi oleh Uni Soviet, dan dirancang oleh Biro Disain Sukhoi.
Pesawat ini direncanakan untuk menjadi saingan utama generasi baru
pesawat tempur Amerika Serikat (yaitu F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16
Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet). Su-27 memiliki jarak jangkau yang
jauh, persenjataan yang berat, dan kelincahan yang tinggi. Pesawat ini
sering disebut sebagai hasil persaingan antara Sukhoi dengan
Mikoyan-Gurevich, karena Su-27 dan MiG-29 berbentuk mirip. Ini adalah
keliru, karena Su-27 dirancang sebagai pesawat interseptor dan pesawat
tempur superioritas udara jarak jauh, sedangkan MiG-29 dirancang untuk
mengisi peran pesawat tempur pendukung jarak dekat
Indonesia (TNI-AU) mulai menggunakan keluarga Sukhoi-27 pada tahun 2003
setelah batalnya kontrak pembelian 12 unit Su-30MKI pada 1996. Kontrak
tahun 2003 mencakup pembelian 2 unit Sukhoi-27SK dan 2 unit Sukhoi-30MK
senilai 192 juta dolar AS tanpa paket senjata. Empat tahun kemudian pada
acara MAKS 2007 di Moskow Departemen Pertahanan mengumumkan kontrak
untuk pembelian 3 unit Sukhoi-27SKM dan 3 unit Sukhoi-30MK2 senilai 350
juta dolar AS.
MILITER HAL YANG MUTLAK
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan setiap negara, termasuk
Indonesia medambakan memiliki militer tangguh dari segala aspek. Militer
bisa menjadi alat perdamaian dunia dan diplomasi politik internasional.
"Sebagai bangsa yang cinta damai, Indonesia harus selalu mengedepankan solusi damai tanpa harus peperangan. Itulah mainset dan sikap mental bangsa Indonesia, Bangsa Indonesia cinta damai, tetapi tentunya kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI adalah harga mati. Perang adalah cara terakhir manakala tidak ada cara lain, diplomasi dan politik, misalnya... "
Presiden SBY bersama Wakil Presiden Boediono menyempatkan pendaratan menggunakan kendaraan tempur baja tank amfibi jenis LVT-7 A1 di Pantai Banongan Situbondo.
Ikut mendampingi, diantaranya Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono,
Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo, Kepala Staf TNI Angkatan Udara
(KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, KSAD Jenderal TNI Pramono
Edhie Wibowo, KSAL Laksamana TNI Marsetio dan beberapa anggota Komisi I
DPR, diantaranya Susaningtyas Kertopati.
Indonesia tidak punya niat melakukan agresi kepada negara lain.
Presiden menyatakan, meningkatkan kemampuan TNI dalam rangka menjaga
kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Itu artinya, kata Presiden, perang bukan pilihan pertama. Indonesia
selalu mengedepankan diplomasi dan politik damai untuk menyelesaikan
sengketa antarnegara.
Di sisi lain, meningkatkan kemampuan TNI telah menjadi tuntutan zaman
yang harus dipenuhi. Kekuatan militer berorientasi pada kekuatan
modern. Militer tak hanya bertumpu pada kekuatan personil maupun
kecanggihan alutsista. Melainkan, menurut Presiden, alutsista dan
personil menjadi satu keutuhan tak terpisahkan.
"Selain memiliki persenjataan yang canggih dan personil mental kuat, TNI harus harus terlatih dan profesional ".
Harapan Presiden SBY, TNI menjadi militer yang profesional
dilengkapi dengan alutsista canggih, seperti yang telah dimiliki negara -
negara maju. Pertumbuhan perekonomian nasional yang positif akan
berkorelasi pada pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista.
Lalu antum sebagai jiwa-jiwa nasionalis gimana ?? sebab bagi negara lain sudah jelas jawaban kemutlakannya sangatlah dirasa.
Perkuatan militer Indonesia tidak
lepas dari pantauan intelijen asing utamanya dari kiri kanan negara
tetangga. Uji coba peluncuran roket kita menimbulkan kehebohan di ruang
intelijen mereka apalagi ketika mengetahui ada pendirian “sekolah rudal”
antara Indonesia dan Cina. Bisa dipastikan hal itu menjadi bahan
diskusi yang hangat di kalangan mereka bahkan mungkin saja ada disposisi
agar sekolah rudal itu dihambat atau bahkan digagalkan dengan berbagai
cara yang samar sebisanya. Itulah yang mesti kita waspadai karena salah
satu upaya intelijen asing adalah memecah kekompakan barisan kita,
menghasut dan mengadu domba di kalangan internal. Kalau cara ini tak
berhasil biasanya lalu memakai tangan adidaya lewat tekanan diplomasi.
Begitulah.....