Kopassus (singkatan dari; Komando Pasukan Khusus),
adalah Pasukan Khusus yang menjalankan misi rahasia dan operasi
Intelijen untuk Pemerintah Republik Indonesia, seperti; Aksi langsung di
lapangan, Perang luar biasa, sabotase, membasmi aksi-aksi
pemberontakan, Penanganan Anti-Terorisme, dan pengumpulan informasi
Intelijen. Kopassus dibentuk Tahun 1952. dan langsung menarik perhatian
dunia setelah sukses melaksanakan operasi pembebasan sandera atas
pembajakan pesawat Garuda Penerbangan 206.
Tidak butuh waktu lama, Pasukan Elite ini dengan cepat menyebarkan
kampanye militer mereka; menumpaskan para komunis pada akhir tahun
1950-an, kampanye militer di Papua Barat pada Tahun 1965, konfrontasi
dengan malaysia dari tahun 1962-1966, pembunuhan massal komunis di Tahun
1965, Invasi di Timor Timur Tahun 1975, dan menyusul kampanye militer
mereka, untuk menumpas kelompok-kelompok separatis di wilayah kedaulatan
Indonesia.
Fungsi Utama Kopassus :
-
Penanganan Aksi Terorisme
-
Sabotase
-
Pembebasan sandera
-
Membasmi pergerakan kelompok Separatis
-
Pengumpulan Informasi Intelijen
.Pada 15 April 1952, Kolonel Alexander Evert Kawilarang meletakkan dasar-dasar untuk Kesatuan Komando Tentara Territorium
III/Siliwangi, sebelum diubah namanya menjadi Kopassus. Daya gerak
untuk membangun pengembangan Pasukan Khusus ini adalah, pengalaman
ketika menghadapi perlawanan RMS (Republik Maluku Selatan) atau Republic of the South Moluccas. Yang berkomplot dan didukung oleh dua kompeni dari KST (Dutch Korps Speciale Tropen).
Indonesia sangat terkejut dan kesulitan dalam menghadapi kemampuan
sniper dari KST. Yang mana waktu itu Indonesia belum memiliki senjata
sniper tersebut. Lalu mereka berencana untuk membangun Pasukan yang
serupa untuk Indonesia. Bagaimanapun, pada waktu itu, tidak ada komandan
Militer Indonesia yang memiliki kemampuan yang memadai ataupun
pengalamanan yang tinggi dalam operasi khusus. Letnan Kolonel Slamet
Riyadi tidak akan lagi melihat mimpinya untuk membentuk unit Pasukan
Khusus setelah kematiannya dalam pertempuran dengan kelompok separatis
RMS.
Tak lama setelah itu, Kolonel Kawilarang
dengan menggunakan Intelijen Militer dan bertemu dengan Mayor Rokus
Bernardus Visser – mantan anggota Ducth Special Forces, setelah
terjalin perdamaian pada saat pembentukan Negara Indonesia Yang baru
merdeka. Ia menetap di Jawa Barat, dan menikahi perempuan Indonesia, dan
dikenal sebagai Mohamad Idjon Djanbi. Dia adalah yang pertama dalam
perekrutan untuk Pasukan Khusus Indonesia. Setelah itu, unit tersebut
kemudian menjadi Kopassus, yang diadopsi oleh kesamaan Baret Merah (Red Beret) milik the Dutch Special Forces.
Singkat kata, dengan Terbentuknya Kopassus saat ini. Banyak memberikan dukungan keamanan atau back-up
untuk wilayah kedaulatan Republik Indonesia hingga sekarang. Kopassus
beroperasi secara rahasia dan tidak terdeteksi, yang tersebar di
berbagai pelosok-pelosok wilayah di Nusantara. Mereka melakukan
serangkaian aksi-aksi pembunuhan untuk kepentingan Negara dalam hal
memerangi kelompok-kelompok pemberontak Negara. Dan melakukan misi
lainnya seperti; penanganan Anti-Terorisme dan pengumpulan Informasi
Intelijen, dan hal-hal terkait dengan wilayah kemananan dan kedaulatan
Indonesia.
.“Kemenangan Pasukan terletak
pada Pasukan Elite, keberaniannya terletak pada Komando, kecakapannya
terletak pada penyusunan strategi dan semangat.. dan tindakan yang
merugikan orang lain terletak pada pertempurannya yang berulang-ulang.”
Sun Tzu dalam The Lost Art of War (1996 terjemahan Indonesia)
Artinya
adalah, sehebat apapun sebuah pasukan kalau terus menerus harus berada
di medan perang yang sama, pastilah akan mengalami kerugian. Menurut Sun
Tzu II, kalaupun menang tentulah ditebus dengan kerugian yang amat
perih. Kuncinya adalah, para jenderal yang mengirim serdadu ke medan
perang haruslah memperhitungkan kelelahan fisik dan mental yang akan
melanda pasukan. Mencapai batas maksimum ketahanan manusia, itulah yang
ingin dikejar di pendidikan-pendidikan prajurit komando. Prajurit
ditempa dan dibina dengan sangat keras sampai ia merasakan kesakitan
yang tidak pernah terbayangkan olehnya. Ada pihak menyebutnya tidak
manusiawi. Tapi apakah perlakuan yang akan diterima seandainya ia
tertangkap musuh akan lebih manusiawi? Tentu jika Prajurit yang
tertangkap oleh musuh dan ditawan. Dia akan disiksa lebih keras dan
diinterogasi lebih kejam daripada yang pernah dibayangkan. Tidak hanya
dilatih menghadapi siksaan musuh, juga Prajurit harus mampu bertahan
dalam pertempuran yang panjang dan melelahkan.
Jika
masuk Pendidikan untuk masuk Tentara saja sangat sulit dengan binaan
yang sangat kejam dan melelahkan, lebih sulit dibandingkan dengan masuk
Pendidikan Polisi. Maka, tentu untuk menjadi Kopassus, Prajurit dididik
dan dibina secara tak berprikemausiaan dan sampai diatas batas maksimal
ketahanan mental dan fisik Prajurit. Sehingga lulusan Kopassus adalah
lulusan dari Prajurit-prajurit pilihan yang tidak sembarang orang bisa
masuk. Pendidikan Kopassus 5 kali lipat lebih ketat, keras, dan kejam
daripada pendidikan Komando biasa. Sehingga ada yang mengatakan bahwa 1
orang Prajurit Kopassus, sama saja dengan; 5 orang Tentara Reguler. Itu
memang benar, karena keahlian dan kemampuan Prajurit Kopassus diatas
rata-rata Tentara Reguler. Dengan begitu menjadikan Kopassus merupakan
unit Pasukan Elite Militer yang tangguh dan kuat di segala medan, dan
dapat ditempatkan di waktu dan tempat manapun untuk tugas dan misi
rahasia.
Pendidikan Kopassus
Bertahan hidup di Rawa dan Hutan
Dalam
proses rekrutmen, Kopassus menerapkan standar di atas rata-rata. Dari
postur tubuh, minimal 168 sentimeter. Bahkan di era Prabowo Subianto
pernah mencapai 170 sentimeter. Penerapan standar tinggi badan ini tentu
dengan maksud untuk mendapatkan sosok prajurit yang tangguh dan
berwibawa. Dari semua tahapan pendidikan di atas, materi komando diakui
yang paling berat. Namun justru dari sinilah awalnya pembentukan
prajurit individu seperti yang dibutuhkan Kopassus sebagai komando
tempur. Kenyataannya walau seberat apapun, banyak generasi muda yang
tertarik mengabdi kepada Negara dengan masuk dan mendaftar menjadi
Prajurit Kopassus.
Kecepatan reaksi tidak hanya
harus dimiliki pada saat di medan tempur. Tetapi juga di semak belukar,
rawa dan hutan belantara. Prajurit harus bisa bergerak cepat dan taktis
dengan senjata mengarah kedepan untuk mengejar musuh yang lari.
Adalah
Mayor Inf Sarwo Edhi Wibowo yang banyak membawa angin perubahan dalam
pendidikan komando. Komandan ke 4 ini menata materi pendidikan lebih
sistematis dan terarah sesuai kebutuhan. Termasuk mencari daerah latihan
Akhir dari penyempurnaan adalah ditetapkannya tahapan pendidikan
komando: Tahap Basis, Gunung dan Hutan serta Tahap Pendaratan Laut.
Pendidikan Prajurit Kopassus – medan hutan dan rawa
Waktu
pendidikan ditetapkan selama 20 minggu. Periode pelatihan dibagi atas
Latihan Dasar Komando (10 minggu), Gunung dan Hutan (enam minggu) dan
Pendaratan Laut (empat minggu). Dalam ketiga tahapan ini, siswa komando
menerima 63 materi pelajaran seperti teknik tempur, membaca peta,
pionir, patroli, survival, mendaki gunung serta pendaratan dengan kapal
motor dan pendaratan amfibi.
Materi-materi diarahkan kepada kebutuhan tugas. Meliputi PJD (Pertempuran Jarak Dekat), perang kota, gerilya lawan gerilya, selam militer dan antiteror. Selain Sepursus (Sekolah Pertempuran Khusus), prajurit juga diharuskan mengikuti pendidikan spesialisasi.
Ada
dua tahap latihan yang menurut Prajurit yang paling sulit dan
mendebarkan dalam sesi Perang Hutan dan rawa, yaitu tahap pelolosan dan
Kamp Tawanan.
Pelolosan diawali dengan
dilepasnya siswa satu demi satu di sebuah tempat di Nusakambangan. Dalam
hitungan tertentu, is harus tiba di save house di pantai Permisan. Pelolosan dimulai pukul 7 pagi hingga paling lambat memasuki save house pukul 10 malam.
Setelah
dilepas instruktur, siswa yang tidak dibekali apapun itu harus mampu
menembus segala rintangan selama di perjalanan. Rintangan baik dari
medan ataupun dari rintangan rekayasa para instruktur. Rintangan
rekayasa instruktur bisa berupa tembakan atau dikejar sampai tertangkap.
Apa jadinya kalau tertangkap? Bayangkan saja perang sungguhan ketika
seorang tentara musuh tertangkap. Dimasukkan ke dalam tahanan lalu
diinterogasi dan disiksa sampai buka mulut. Gebukan, tendangan, hantaman
benda keras dan sejumlah siksaan lainnya yang mungkin tidak bisa
disebutkan, harus diterima bagi yang tertangkap..
Selesai
Pelolosan, berikutnya sudah menunggu materi Kamp Tawanan, Jika di
Pelolosan hanya yang tertangkap saja yang merasakan siksaan sebagai
tawanan, maka di Kamp Tawanan seluruh siswa merasakannya. Selama tiga
hari tiga malam, siswa merasakan beratnya menjadi tawanan perang.
Pendidikan Latihan ini membuat para Prajurit sadar akan ancaman dan
bahaya yang harus mereka alami saat mereka tertangkap dan diinterogasi
oleh musuh sebagai tawanan perang.
Pendidikan
Komando adalah Pendidikan dan latihan yang sangat melelahkan dan
meruntuhkan mental dan fisik Prajurit. Itulah kesimpulan akhir dari
pendidikan komando. Ada yang kuat, setengah kuat dan yang gagal di
tengah jalan. Penilaian akhir pendidikan komando dilakukan secara
akumulatif dari puluhan materi yang diberikan. Dari penilaian itu akan
terlihat kecenderungan, kelebihan dan kekurangan seorang prajurit.
Peserta yang gagal biasanya karena sakit. Dan untuk Prajurit yang
berhasil lolos dalam Pendidikan, maka ia berhak dan pantas menyandang
gelar sebagai Prajurit Kopassus Indonesia. Ada kebanggaan tersendiri
ketika seseorang berhasil menjadi Kopassus.
Saat-saat kelulusan Prajurit Kopassus, yang telah dibina dan dididik secara keras dan kejam
Prajurit Kopassus dengan mengenakan Baret Merah
Tahap Pertama (Dasar) – 10 Minggu Pelatihan :
-
Latihan Individu di Batujajar
-
Membentuk Sikap dan Kepribadian Individu
-
Mengisi Kemampuan Teknis
-
Taktik Operasi Komando
-
Pertempuran Perorangan
-
Dasar-dasar Pertempuran Kota
-
Pengetahuan Pendukung
-
Manajerial Lapangan
-
Uji Kemampuan Navigasi Darat
-
Uji kemampuan Perorangan
Tahap Kedua (Gunung dan Hutan) – 6 Minggu pelatihan :
-
Perang Hutan dan Pertempuran di Situ Lembang
-
Pemantapan Pengamatan Hutan
-
Kemampuan Individu di Hutan
-
Teknik Dasar Pertempuran
-
Kemampuan kerjasama Tim dan kelompok di dalam Hutan
-
HTF Hutan
-
Aplikasi Long March (PPJJ)
Tahap Ketiga (Rawa dan Laut) – 4 Minggu pelatihan :
-
Titik berat Operasi Komando
-
Taktik Pertempuran Rawa di Cilacap dan Nusakambangan
-
Pemantapan Pengamatan Rawa dan Laut
-
Kemampuan Patroli
-
Ilmu Medan Rawa
-
Uji Daya Tahan CAMP
Unit khusus Penanggulangan Ancaman Teroris- SAT 81 GULTOR
Unit
SAT 81 Gultor adalah nama satuan dari Kopassus yang sekarang menangani
masalah Keamanan dan Ancaman keamanan Negara, lebih difokuskan terhadap
masalah Penanggulangan Anti-Terorisme. SAT 81 Gultor singkatan dari
Satuan 81 Penanggulangan Aksi terorisme. Konflik yang timbul saat ini
seringkali membutuhkan gerak cepat, taktik jitu, dan ketepatan pembacaan
situasi, dan penyelesaian atau penumpasan teroris dalam waktu singkat,
serta pembebasan sandera, yang kesemuanya merupakan spesialisasi mutlak
yang dimiliki Unit SAT 81 Gultor. Seperti pembebasan sandera lintas
negara yang pernah dan berhasil dilakukan oleh satuan khusus ini. Saat
pembajakan pesawat didalam pesawat Garuda Airline 206 (Operasi Woyla),
yang terjadi pada 13 maret 1981 di Bandara Don Muang, Bangkok. Operasi
lainnya yaitu pembebasan 26 sandera yang ditawan GPK Kelly Kwalik di
Irian Jaya pada 15 mei 1996.
Selain Sat 81 Gultor, Kopassus juga memiliki Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) untuk wilayah pertahanan maritim, yang merupakan gabungan dari Kopaska (Korps Pasukan Katak) dan Taifib(Batalion intai Amfibi). Dan satuan khusus yang dimiliki TNI-AU, yakni; Detasemen Bravo 90 (Bravo 90)yang baru dibentuk pada tahun 1990, yang melaksanakan dukungan operasi udara, dan menetralisir semua aktivitas udara musuh.
Kemampuan PASUKAN KOPASSUS
Bela Diri Prajurit
Aksi Prajurit kopassus dalam kegiatan bela diri
Prajurit
Kopassus juga diajarkan dalam pertarungan Individu dan pertarungan
jarak dekat tanpa menggunakan senjata. Maka dari itu, ilmu bela diri
adalah sangatlah penting, dan merupakan pertahahan terakhir dari
Prajurit Kopassus dalam hal pertahahan dan untuk membunuh musuh dengan
tangan kosong.
Penjinakkan Bom
Selain
ilmu bela diri, Prajurit kopassus diajarkan bagaimana cara
menanggulangi serangan musuh, dalam hal ini melalui penjinakkan bom.
Kemampuan ini khusus untuk unit Pasukan Satuan Penanggulangan Teror atau
yang dikenal dengan SAT 81 Gultor. Dalam hal ini, Kopassus telah sangat
berkembang dalam hal Ilmu pengetahuan dan teknologi, dan juga jam
terbang yang cukup, yang mereka dapatkan selama ini. Di era yang modern
ini, teroris juga telah banyak merajalela di Indonesia dengan
menggunakan berbagai macam bom dan bahan peledak lain yang semakin hari
semakin berkembang, baik dalam hal; skala ledakan bom maupun ukuran dan
jenis bomnya yang beraneka ragam. Mengharuskan Pasukan Khusus ini, Sat
81 Gultor, untuk lebih handal dalam penanganan aksi Terorisme melalui
aksi-aksi bom yang sedang marak berkembang di Indonesia.
Latihan gabungan antara SAT-81 Kopassus dan SAS.dengan menggunakan robot penjinak bom
Kemampuan Maritim
Prajurit
Kopassus juga membekali diri dengan Latihan Maritim untuk meningkatkan
kemampuan Maritim, baik kemampuan Kelompok ataupun kemampuan Individu.
Kemampuan bukan hanya di darat saja, tetapi di perairan juga menjadi
perhatian yang serius bagi Pasukan Elite ini. Mengingat Perairan di
Indonesia yang sangat luas dan terbentang dari Sabang sampai Marauke.
Membuat kemampuan Maritim ini mutlak diperlukan bagi Prajurit Kopassus.
Mensyaratkan berbagai persyaratan untuk kemampuan ini, diantaranya;
mampu berenang cepat, mampu menyelam di bawah dasar laut dengan
kedalaman tertentu, mampu berenang dengan memegang senjata dan memikul
beban yang berat, mampu berenang dengan tangan atau kaki terikat,
berenang jauh untuk tujuan meloloskan diri dari sergapan musuh. Dan
masih banyak lain persyaratan atau kemampuan taktis lainnya yang mutlak
harus dimiliki. unit ini dinamakan Kopaska (Komando Pasukan Katak).
Simulasi Grup Kopassus (Kopaska) di perairan Indonesia
Taktis dan Pasukan Gerak Cepat
Kopassus
juga merupakan pasukan taktis dan pasukan gerak cepat terbaik di
Indonesia. Bahkan di dunia, Kopassus sudah tidak diragukan lagi
kecepatannya saat membebaskan sandera pada pembajakan pesawat Garuda GA
206 dalam operasi woyla Tahun 1981, saat itu, Kopassus hanya membutuhkan
waktu 3 menit untuk membunuh teroris dan menyelamatkan semua sandera.
Ini tentu bukan hal yang mudah dilakukan, sejak saat itu, Kopassus
menjadi semakin melegenda dan disegani oleh banyak negara-negara luar,
bahkan Amerika sekalipun.
Latihan taktis – pembebasan sandera
Latihan gabungan Kopassus dan SAS Australia di Bandara
Belakangan
ini, saat hubungan Indonesia dan Australia mulai membaik. Keduabelah
pihak bersepakat untuk menjalin kerjasama dalam hal Kemanan
Internasional dan Penanganan Aksi Terorisme. Maka sering sekali Pihak
Pejabat Militer Australia datang berkunjung ke Indonesia untuk sekedar
melihat secara langsung simulasi latihan Kopassus, dan juga menjalin
hubungan baik dengan cara melaksanakan Latihan gabungan Antara Kopassus
Indonesia (Sat 81 Gultor) dan SAS Australia (Australian Special Air Service Regiment) .
Kopassus- saat latihan gabungan bersama SAS Australia
Walaupun banyak pihak (terutama media-media barat)
yang mengatakan bahwa Kopassus banyak melakukan pelanggaran HAM di
wilayah Indonesia sendiri, namun itu sama sekali tidak mempengaruhi
kinerja kopassus itu sendiri. Kopassus malah membuktikan diri dan
meningkatkan kemampuannya dalam menjadi Pasukan Elite terbaik dalam
skala global. Kopassus kemudian dinobatkan sebagai pasukan Elite terbaik
ke-3 di Dunia, setelah Mossad Israel di urutan ke-2, dan SAS Inggris di
urutan pertama, yang disurvei oleh Discovery Channel; Military Channel pada Tahun 2008.Yang menjadi kriteria Discovery Channel dalam
menempatkan Kopassus dalam urutan Pasukan Khusus Terbaik ke-3 di dunia
adalah kemampuan dan kecakapan Individu nya, bukan dinilai dari
Peralatan dan Teknologi canggih yang dimiliki. Ini menjadikan Kopassus
mendapatkan citra yang positif dari berbagai pihak, dan juga banyak
disegani dan dipuji oleh masyarakat Indonesia sendiri, terutama di
kalangan generasi muda Indonesia, terlepas dari semua tuduhan
pelanggaran HAM yang gencar-gencarnya digembar-gemborkan oleh media
barat. Untuk itu, dengan memiliki Satuan Khusus ini, menjadikan rakyat
Indonesia bangga dan merasa aman. Teroris tentu harus berpikir ulang
jika ingin berhadapan dengan Pasukan elite ini.
Grup Satuan 81- Penanggulangan Teror (SAT 81- Gultor)
Satuan
81 Penanggulangan Teror adalah unit gerak cepat dalam hal pembebasan
sandera, melumpuhkan musuh dengan sekejap, dan melakukan serangkaian
Aksi penanggulangan ancaman terorisme lainnya. Kualitasnya pun diakui
oleh banyak pihak, bahkan oleh pengamat militer asing, walaupun banyak
juga masyarakat Indonesia yang masih meragukan kualitas mereka. Akan
tetapi, yang perlu dicatat adalah, Pasukan Elite ini mendapatkan
penghargaan menjadi Pasukan Elite terbaik ke-3 di dunia, oleh Discovery Channel,
tentu bukan hal yang mudah didapatkan oleh Pasukan Elite manapun di
dunia. Bahkan Pasukan Khusus Amerika sekalipun, tidak dimasukkan ke
dalam daftar 3 besar Pasukan Khusus terbaik di dunia. Sudah sepatutnya
kita, sebagai warga negara Indonesia, bangga memiliki Komando Pasukan
Khusus; Kopassus !
Salah satu jenis senjata Pasukan Kopassus
sumber : http://widananews.blogspot.com/2013/04/kopassus-pasukan-khusus-kebanggaan.html